riwayat pendidikan

1997 to 2003 : SDN Kaliabang Tengah III Bekasi (Elementary School)

2003 to 2006 : SLTP Islam Al-Ikhlas Bekasi (Junior High School)

2006 to 2009 : SMA N 10 Bekasi (Senior High School)

2009 to now : Students of Diploma Program IPB

Minggu, 25 September 2011

SUKU LOM BANGKA BELITUNG

Suku Lom, Kemurnian di Tengah Hutan Bangka

“HATI-hati masuk ke daerah suku Lom. Niat hati harus bersih dan tulus. Kalau hati kotor, nanti bisa kena celaka, bisa-bisa malah tidak bisa keluar lagi.” Demikian pesan banyak orang kepada siapa pun yang akan mengunjungi suku Lom.

SUKU Lom merupakan suku unik yang tinggal di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Mereka juga sering disebut sebagai suku Mapur karena mula-mula sebagian besar tinggal di Dusun Mapur. Suku tersebut dikenal sebagai salah satu komunitas yang masih kuat memegang kemurnian tradisi di tengah perubahan zaman.

Sebenarnya kawasan adat suku Lom hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari kota Kecamatan Belinyu. Motor dan mobil masih bisa masuk ke daerah itu saat tidak turun hujan, meski harus menelusuri jalan menuju tanah di tengah hutan Gunung Muda dan Gunung Pelawan yang rusak dan berlubang-lubang.

Kemurnian tradisi suku Lom selama ini dibumbui berbagai mitos, misteri, atau legenda yang menakutkan sehingga sebagian masyarakat enggan menyinggahi kawasan itu.

Memasuki perkampungan suku Lom di Dusun Air Abik, tak ubahnya melihat perkampungan warga biasa di daerah lain. Rumah-rumah kampung berjajar rapi di kiri-kanan jalan. Sebagian bangunan rumah sudah permanen, semipermanen, dan sebagian lagi masih berupa rumah kayu sederhana dengan atap genting. Bahkan beberapa rumah dilengkapi parabola. Ada juga beberapa mobil dan sepeda motor.

Keunikan suku itu mulai terasa ketika mereka ditanya tentang agama. Kolom agama kartu tanda penduduk (KTP) pada sebagian suku itu dibiarkan kosong, sebagian ditulis ’agama Islam’ sekadar untuk formalitas.

“Saya tidak punya agama. Tetapi, saya menghargai orang lain yang beragama. Yang penting saya hidup baik-baik, bisa makan dan minum setiap hari, serta tidak menyakiti orang lain,” ucap Sli (42), warga suku Lom yang tinggal sendirian di daerah agak pedalaman.

Sebutan lom pada suku tersebut merujuk komunitas yang “belum” memeluk suatu agama. Menurut sejumlah warga, sebutan itu mulai muncul sejak zaman kolonial Belanda yang berusaha mengidentifikasi penduduk berdasarkan agama yang dianut. Hingga sekarang, anggota suku yang masih memeluk adat disebut “Lom”, sedangkan yang telah memeluk agama formal tertentu berarti telah menjadi “bukan Lom”.

Kepala Dusun Air Abik, Tagtui, menjelaskan, dari 139 keluarga yang tercatat, sebanyak 62 orang tertulis beragama Islam, 13 Kristen, dan dua orang Buddha. Sebanyak 62 orang lagi memeluk kepercayaan adat atau masih murni “Lom”. Namun, sebagian besar warga yang secara formal telah memeluk agama juga masih memercayai adat yang dipatuhi sejak nenek moyang.

“Sejak kecil saya tidak punya agama. Saya masuk Islam ketika menikah dengan istri yang Muslim tahun 1997. Tetapi, saya masih memercayai hukum-hukum adat sampai sekarang,” papar Tagtui.

Menurut penuturan tetua adat setempat, Mang Sikat (62), adat suku Lom dibangun dari keyakinan bahwa mereka dilahirkan dari alam semesta. Gunung, hutan, sungai, bumi, langit, dan hewan merupakan bagian dari alam semesta yang menyatu dengan nenek moyang sehingga harus dihargai. Dalam setiap perwujudan alam terdapat roh atau kekuatan yang selalu menjaga dan mengawasi manusia. Kutukan akan menimpa siapa pun yang melanggar kekuatan alam.

Keyakinan akan kutukan itu diperkuat oleh mantra-mantra yang digunakan untuk setiap tindakan yang dimuati tujuan khusus. Ada mantra untuk jirat, yaitu semacam doa untuk menjaga ladang dari pencurian. Ada mantra untuk menghipnotis orang agar mengakui kejahatan yang dilakukan. Juga ada semacam gendam untuk menarik minat lawan jenis sehingga jatuh cinta atau untuk menjaga kelanggengan pernikahan.

Berbagai mantra itu terutama dikuasai para dukun adat demi menjaga keamanan dari serangan luar, melestarikan tatanan sosial, sekaligus menempa kepercayaan diri setiap anggota suku. Meski digunakan dengan hati-hati untuk keperluan khusus, keampuhan mantra suku Lom acap jadi gunjingan khalayak luas sehingga masyarakat cenderung berhati-hati terhadap kekuatan magis suku itu.

KEYAKINAN itu melahirkan adat unik yang sebagian masih ditaati suku Lom hingga kini. Mayat anggota suku yang meninggal, misalnya, tidak boleh diantar ke kubur melalui pintu depan karena dia pergi untuk selamanya dan tidak kembali lagi. Mayat dibawa lewat pintu belakang, atau bila perlu menjebol dinding samping.

Adat lain, wanita hamil dilarang duduk di tangga rumah karena tangga menjadi perlintasan roh-roh. Roh-roh itu bisa masuk dalam kandungan sehingga menghambat proses kelahiran. Bersiul di ladang juga dihindari karena akan mengusir roh kehidupan yang memasuki tanaman yang baru tumbuh, akibatnya bisa gagal panen.

Keterasingan menciptakan bahasa Lom yang unik. Kata- kata diucapkan dalam percakapan yang cepat dan penuh intonasi. Suku Lom menyebut ika untuk mereka, nampik untuk dekat, nen berarti ini, bu untuk nasi, dan maken air berarti minum. Bahasa itu berbeda dengan bahasa Melayu atau China yang terdapat di lingkungan di sekitar suku Lom.

HINGGA saat ini, suku Lom masih berusaha menjaga keyakinan adat. Para orang tua umumnya membebaskan anak untuk bersekolah, tetapi anak- anak biasanya tidak pernah menamatkan sekolah dasar. SD Negeri 24 di Dusun Air Abik yang berada di pinggir dusun hanya diikuti 48 siswa. Itu pun sebagian berasal dari lingkungan di luar suku.

Menurut Kepala Sekolah SDN 24 Dusun Air Abik, M Bundiar, jumlah anak yang masuk sekolah bisa mencapai puluhan siswa. Tetapi, anak-anak suku Lom rata-rata berhenti sekolah saat menginjak kelas II, III, atau IV.

“Kesadaran terhadap pendidikan pada suku Lom masih sangat rendah. Banyak yang tidak sekolah. Kalau sudah masuk, ada saja anak yang putus sekolah setiap bulannya. Kadang ada yang minta izin bekerja membantu orangtua di hutan dan tidak pernah masuk lagi, atau tiba-tiba hilang begitu saja,” tuturnya.

Beberapa warga suku Lom menganggap pendidikan hanya akan mengajarkan tabiat dunia luar yang dipenuhi kebohongan dan nafsu mengejar materi. Yudi (32), salah satu warga, mengaku tidak pernah sekolah sehingga tidak bisa membaca dan menulis. “Saya selalu ke ladang untuk memelihara 100 batang lada putih, buah-buahan, dan tanaman lain. Saya hanya butuh hidup dengan bahagia bersama warga di sini,” ujarnya.

Suku Lom cenderung menghindari budaya asing yang bertentangan dengan tradisi. Puluhan tahun lalu adat masih melarang anggota suku untuk menggunakan sandal, jas, jaket, atau payung karena dianggap menyamai gaya dan perilaku para penjajah. Sekarang ikatan itu mulai mengendur seiring dengan perkembangan zaman, tetapi sikap kritis terhadap dunia luar masih tetap dipelihara.

Dalam sejarahnya, belum pernah ada anggota suku yang tersangkut atau dipenjara karena melakukan tindakan kriminal. Suku Lom yang asli sering diibaratkan sebagai bayi yang baru lahir; masih murni dan polos


SUMBER : http://merito.wordpress.com/2007/09/21/suku-lom-kemurnian-di-tengah-hutan-bangka/

Selasa, 20 September 2011

Fotografi

FOTO LANSKAP

1. Fotografi lanskap adalah sebuah cabang fotografi mendiri, namun bisa menjadi bagian dari Travelling photography

2. Fotografi lanskap adalah peluang termudah bagi pemula mendapatkan uang karena cabang ini paling mudah di dapatkan dan di lakukan

3. Fotografi Lanskap bahkan bisa dilakukan sambil berekreasi. Saat piknik, mending memikirkan foto lanskap daripada memotret diri sendiri

4. Foto Lanskap biasanya dipakai untuk kalender. Lebih dari 50% kalender bergambar foto lanskap. Untuk poster dan selingan di buku agenda

5. Menjual foto lanskap bisa dimulai dengan menaruhnya di website-website fotografi kalau bagus pasti ada yang menawar.

6. Kalau beberapa bulan belum ada yang menawar sama dengan kurang MENARIK

7. Foto lanskap tidak mengenal lensa wajib. Semua lensa (Tidak semata lensa lebar) bisa dipakai dan diperlukan dalam cabang ini.

8. Modal utama mendapatkan foto lanskap yang baik adalah berada di "tempat" yang tepat pada "waktu" yang dengan "pencahayaan" yang tepat serta "alat" yang tepat waktu


9. Foto Lanskap bisa di dapat dengan sangat tidak sengaja


10. Foto Lanskap bisa di dapat sekedar dari kamar hotel saat bangun tidur

11. Foto Lanskap bisa di dapat saat berhenti buang air dari dalam mobil

12. Foto Lanskap sambil hujan ? Why not?

13. Foto Lanskap kapanpun dengan peralatan yang memadai

14. Foto lanskap secara umum - Urban Lanskap (Perkantoran) - Nature Lanskap

15. Urban Lanskap di dapat sambil bepergian naik pesawat ---> check in lebih awal

16. Nature Lanskap terbaik dibuat pagi hari. Jangan begadang !

17. Urban Lanskap sulit di ambil pagi karena cahaya matahari kadang tertutup gedung-gedung tinggi

18. Kadang Urban Lanskap di ambil malam hari sekalian dengan Slow Speed

19. Selain hujan, mendung pun masih OK untuk Lanskap

20. Foto lanskap main-main

21. Lanskap Kota, kadang butuh tempat yang tinggi

22. Kapan foto lanskap dihitam putihkan ? Bila memang warna tidak perlu, serta butuh efek warna tertentu

23. Lanskap BW (Hitam Putih)

24. Manakala pemandangan terlalu "SEPI" butuh akses (Misal PERAHU)

25. kalau perlu, tukang perahu di bayar untuk berada di satu posisi

26. Pakar teknik Infrared ? WHY NOT ?

27. Infrared, karena alamnya sesuai untuk IR

28.

29. Lanscap dengan IR berwarna yang warnanya dibuat "LARI"

30. Lanscap "Sangat Sepi"

31. Lanscap dengan komposisi ekstrem

32. Foto lanscap sebaiknya Depth of Field selebar mungkin, maka pakai diafragma sesempit mungkin

33. Ada baiknya menguasai "Hyperfocal Focus" untuk mendapatkan hasil terbaik.

34. Teori hyperfocal focus memang baik, tapi kadang bikin rumit. Intinya, pakai diafragma sempit, selesailah sudah secara umum

35.

36. Untuk memperkuat hasil foto, filter CPL bisa sangat mendongkrak hasil : menggelapkan langit atau mengurangi efek pantulan

37. Filter CPL adalah salah satu dari beberapa filter yang tidak bisa di gantikan software

38. Filter lain yang sulit digantikan software adalah UV, ND dan juga Gradual ND

39. Filter yang harga sangat mempengaruhi mutu adalah CPL, ND, dan GDN cuma agak mehoong cieen

40. Foto Lanscap, komposisi tidak pernah diatur sama sekali tapi secara umum, cakrawala harus datar

41. Untuk bisa dapat foto lanscap yang baik harus banyak mengapresiasi foto lanscap yang pernah ada

42.43.44

45. WB untuk foto pagi hari sebaiknya daylight atau sekalian cloudy untuk hasil ekstrem kuning

46. Senjata Lanscaper : TRIPOD, FILTER CPL, FILTER ND, jas hujan dan tisue untuk lap lensa

47. Foto Lanscap memotret dengan membelakangi sumber cahaya tapi perkecualian

48. Lanscap dengan memasang Filter Kuning

selamat datang di blog saya

berilah coment sebelum anda meng copy data saya