riwayat pendidikan

1997 to 2003 : SDN Kaliabang Tengah III Bekasi (Elementary School)

2003 to 2006 : SLTP Islam Al-Ikhlas Bekasi (Junior High School)

2006 to 2009 : SMA N 10 Bekasi (Senior High School)

2009 to now : Students of Diploma Program IPB

Selasa, 26 April 2011

Mengais rupiah dengan gerobak Cingcau

Gemercik air yang membasahi tanah kota hujan membuat raga berat tuk melangkah dalam perjalanan ini. Armada roda empat menuntunku ke daerah Tajur untuk singgah ke sebuah pabrik gudang tas. Hawa dingin yang menusuk dalam pori-pori kulit mengiringi tapak demi setapak perjalanan memburu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di kota ini.
Penglihatan fokus pada seorang penjual yang ada tepat di depan pabrik tas tengah berdiri menjajakan dagangannya kepada setiap pengunjung yang datang. Sebuah papan nama bertulis “Cingcau hijau obat panas dalam” berdiri tegak di atas gerobal pikul. Pedagang ini berdiri berdampingan dengan seorang penjual bakso. Kota bogor memang terkenal dengan pusat jajanan yang unik. Jajanan khas dari Kota Bogor antara lain ada talas bogor, roti unyil, toge goreng, laksa, gepuk karuhun, makaronni panggang, pie apple, combro dan sebagainnya. Para penjual ini tak kenal lelah karena cuaca yang memenag sedang turun hujan.
Setelah kakiku turun dari armada, terlihat dari jauh pikulan dengan papan nama serta penghias plastik berisi cingcau yang hijau. Dari situlah dapat terlihat pikulan khas yang terbuat dari kayu yang merupakan pikulan dari sebuah minuman tradisional yang biasa menjadi obat panas dalam karena papan nama yang terpampang tegak di atas gerobak pikul. Minuman yang banyak orang kenal tetapi tidak sedikit kita tahu bahwa itulah minuman yang dapat menjadi obat untuk panas dalam. Dari situla dapat terjawab bahwa itu ternyata minuman obat panas dalam yang bernama cingcau.
Cingcau ini mempunyai khasiat dapat menyembuhkan panas dalam yang ada di tubuh. Salah satu pengobatan herbal alternative bagi kita yang mempunyai penyakit ini. Tidak hanya itu saja, adanya bungkusan plastik yang terikat yang berisi dari gumpalan hijau yang gumpalan hijau itu dapat menyembuhkan obat panas dalam dengan harga yang relative murah. Dari sekian banyak yang membuka usaha minuman yang mempunyai khasiat tersebut, ada seorang pria paruh baya yang menjajakan jualannya yang memang meracik minuman tersebut sendiri.
Sebut saja pria tesebut bernama Nanang (49) yang mempunyai hobi menonton televisi pada waktu senggangnya. Pria ini hanyalah tamatan sekolah dasar dalam pendidikannya tetapi sang pemikul cingcau ini mempunyai misi yang sangat mulia yang ia tunjukkan dari usaha buatannya yaitu dengan berusaha untuk terus menjaga jajanan khas dari Kota Bogor yang nantinya berkancah agar minuman yang dijajakannya tetap eksis dan tidak ditinggalkan kelestariannya untuk pindah keminuman lainnya. Ia optimis dapat terus eksis dikarenakan minuman ini tidak hanya dapat penghilang dahaga saja tetapi dapat menghilangkan panas dalam di tubuh bagi yang meminumnya. Dibandingkan dengan minumana lainnya, ia mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh.
Pria asal Cianjur yang saat ini tinggal di warung banteng, Bogor ini mengatakan untuk berjualan dan merauntau untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sang pemikul gerobak cingcau ini telah berjualan selama 8 tahun menjajakan pramuniaganya. Awalnya pria yang mempunyai tiga orang anak ini mengawali berjualan dan membuat cingcau ini dikarenakan dorongan dari istrinya dikarenakan factor ekonomi yang menghimpit keluarganya. Tidak ada ada fikiran bahwa dengan usaha ini bisa bertahan selama 8 tahun sampai saat ini. Adanya hal tersebut membuat pria ini akhirnya mengembangkan usahanya dari yang awalnya hanya satu pikulan, kini ia mempunyai 13 pikulan yang ada saat ini tersebar di tajur fashion ski , pabrik ski, Donatello, terminal tas, restoran palm, mall matahari, damri, outlet, 5 di kabupaten bogor. Sang pemikul gerobak cingcau ini bekerjasama dengan adiknya untuk mengembangkan usaha cingcau ini.
Awal mula terjun membuat minuman cingcau hanya bermodalkan dibawah dari lima juta rupiah, dengan pendapatan awal sebesar dua ratus ribu rupiah dalam sehari. Dari bahan baku yang serba murah hingga kini yang terus menaik sang pemikul gerobak cingcau ini terus melanjutkan dagangannya. Adanya tekad dan dukungan yang besar dari keluarga membuat pria ini terus mengembangkan usahanya hingga saat ini. Ia memasang harga satu gelas cingcau dijual dengan harga 4 ribu rupiah saja. Harga yang ada memang di sesuaikan dengan harga bahan baku dasar agar sesuai dengan keuntungan. Dengan usaha membuat dan berjualan cingcau, ia dapat menyekolahkan ketiga anaknya walaupun hanya lulus setara sekolah menengah atas. Meski begitu ia selalu mensyukuri atas semua yang ia dapat dari keringatnya sendiri karena ia selalu bersyukur dengan apa yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Dari usaha yang dijalankan ini tidak selalu berjalan dengan mulus, ada saja hambatan yang timbul ia dari produksi cingcau ini. Salah satunya yaitu dari daun cingcau yang sebagai bahan dasar perbuatan cingcau yang terkadang sulit ditemukan dan harganya pun selalu meningkat. Pernah ia mengambil daun dari kampung halamannya hingga kini akhirnya ia mendapat order langganan di daerah semplak, Bogor. Daun cingcau dengan salah satu bahan dasar dari minuman cincau ini sangat fatal bila kebutuhannya tidak dapat terpenuhi. Adanya hal tersebut membuat dirinya membentuk jaringan pemasok dari daun cingcau ini agar dapat selalu terpenuhi dari kebutuhan daun cingcau. Pola komunikasi yang baik dengan sesama dapat melancarkan usaha nya. Adanya jaringan yang erat dengan pemasok membuat saat ini mudah terpenuhi kebutuhan dari bahan dasar dari daun cingcau tersebut.
Tidak hanya dari bahan dasar dari daun cingcau tersebut, gula untuk pemanis dari cingcau juga menjadi factor hambatan bila tidak dapat terpenuhi dalam pembuatan minuman cingcau tersebut karena adanya harga gula yang tidak stabil membuat hambatan dari sang pemikul gerobak cingcau untuk memproduksi cingcau. Dengan itulah sang pemikul gerobak cingcau membuat jaringan yang erat akan penunjang dari produksi minuman cingcau agar dapat terpenuhi semua kebutuhan yang dibutuhan untuk membuat cingcau.
Dalam berkomunikasi dengan rekan kerjanya, Nanang biasanya menggunakan via telepon untuk memesan bahan baku dari proses produksi dikarenakan bila dijangkau dengan menghampiri rekan kerjanya maka waktunya kan banyak terbuang. Adanya komunikasi yang lancar dengan rekan kerja membuat Nanang mudah dalam memenuhi kebutuhan akan penyedian pembuatan cincau. Semua proses produksi diselesaikan dengan mempererat hubungan alur komunikasi yang baik dengan para pemasok bahan.
Harapan selalu ia pikirkan agar kemajuan dari usaha yang di rintis dari awal agar dapat berkembang besar. Ia pun mempunyai harapan besar agar perniagaannya model dari kehasan cingcau terus seperti itu hanya saja ingin semakin berkembang pemasaran dari jualan dari cingcau tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat melestarikan minuman khas tradisonal agar tidak tergilas dengan minuman yang mempunyai efek samping yang tidak baik bagi tubuh.
Nanang mengatakan bahwa bila ia tidak berinisiatif untuk membuka lapangan kerja maka siapa lagi yang berinisiatif dengan hal tersebut maka ia berinisiatif untuk membuka lapangan kerja seperti itu. Ia merasa bahwa semakin berkembangnya zaman seseorang yang berpendidikannya rendah maka sangat sulit untuk berkerja padahal di Indonesia ini banyak pula orang yang masih berpendidikan tinggi tetapi susah mencari pekerjaan. Dengan adanya usaha kecilnya ini ia berharap bisa sedikit membantu dalam membuka lapangan kerja.
Dalam mengembangkan usahanya, ia pun mempunyai harapan agar dapat lebih kreatif dalam pengembangan rasa. Seperti adanya rencana untuk membuat rasa lainnya karena sekarang hanya ada satu varietas rasa yaitu rasa manis. Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan dapat menambah variasi rasa. Dengan adanya variasi rasa yang ada maka Nanang mempunyai harapan agar penikmat dari minumannya dapat lebih dimanjakan lagi bila minuman penghilang dahaga tersebut ditambah dengan rasa yang berbeda dan konsumen pun merasa tidak bosan dengan rasa yang ditawarkan saat ini hanya rasa manis dari gula saja.
Ia merasa hidup seperti ini sudah cukup bagi dirinya karena ia merasa bisa bermanfaat bagi orang lain dan dapat juga melestarikan dari minuman khas tradisional yang ada saat ini. “Dengan adanya usaha ini, itulah bentuk usaha dari Nanang dalam wujud melestarikan minuman khas tradisional karena semakin banyak minuman saat ini maka semakin banya pilihan untuk konsumen untuk dapat memilihnya dapat mengetahui apa efek dari minuman tersebut,” Pungkasnya.





Foto Jurnalistik

Sabtu, 16 April 2011

straight news ke 3

Masyarakat keluhkan sampah yang menutupi Pasar Citeureup




CITEUREUP, Hendra Post – Tumpukan sampah di pasar Cireureup I dan II, banyak dikeluhkan sejumlah pedagang dan pembeli yang hampir menutupi pintu masuk pasar.
Menurut salah seorang pedagang , Dadang (38) pada hari Minggu (13/03), kemarin, Operasi Pembersihan (OPSI) dari pihak PD.Tohaga sebagai pengelola amatlah minim. Pengelolaan sampah tidak sesuai dengan iuran yang telah disetor kepada pihak pasar. “Sebenarnya saya sangat jengkel, tetapi sampah seharusnya juga harus bagus, agar tidak ada penumpukan,” ketus Dadang.
Ia menambahkan bahwa ada dua pihak yang meminta pungutan, yaitu dari lingkungan sebesar 10.000 per bulan dan dari Kecamatan 1000 per hari sedangkan untuk dari pihak pasar sendiri tidak memungut Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar pasar. Namun sejauh ini hanya dari pihak Kecamatan saja yang terlihat kinerjanya.
Sejumlah warga sekitar lingkungan Pasar Citeureup pun ikut membantu kebersihan di dekat pasar. Menurut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), para Ketua RT, pihaknya sudah membantu kebersihan sekitar pasar dengan melakukan OPSI pada setiap Minggu.
Ketua RT 05 Citeureup, Ahmad Zhuhairi (42) membenarkan adanya pemungutan biaya pengelolaan sebesar 10.000 per bulan kepada para PKL sekitar Pasar Citeureup untuk mengatur keamanan dan sampah.
“Kami sudah menjalankan OPSI setiap Minggu walaupun ada sebagian pedagang yang tidak membayar iuran,” ujar Ahmad saat ditemui Hendra Post. Ahmad menambahkan semua sampah yang diambil dari lingkungan radius 200 meter dari pasar akan dikelola oleh pihak kompos untuk dibuang ke Temapat Pembuangan Akhir (TPA).
“Kita hanya bisa menegur dan memberikan toleransi kepada para PKL yang tidak mau mambayar uang retribusi,” sesalnya.
Menurut petugas kebersihan, Ujang (37) sampah yang ada bukan dari pasar saja, tetapi tidak sedikit datang dari lingkungan luar pasar. Ia tidak mencampik jika pengangkutan tidak biasa dilakukan secara optimal. Alasannya, volume sampah yang mencapai 40 kubik per harinya, tak sebanding dengan dua armada yang hanya mampu mengangkut 36 kubik sampah, sehingga ketika pada hari Minggu mengalami penumpukan karena armada berjalan pada hari Jum’at saja.
Begitupun dengan Ngadimin (65) petugas kebersihan, sangat menyayangkan keadaan pasar yang sudah sangat kotor dan kumuh.
“Jika dikatakan pasar perlu pemberdayaan, memang betul itu. Pasar Citeureup II masih mending daripada Pasar Citeureup I, kedua pasar ini kondisinya sudah layak rehab,” ungkapnya.
Dengan keadaan seperti inilah banyak masyarakat yang merasa tidak peduli akibat dari keadaan pasar yang sudah terlanjur kotor. “PD.Tohaga seharusnya lebih sigap dalam menangani sampah yang menghiasi muka pasar,” pungkasnya. (hr)


straight news ke 2

Peluncuran program “Jamsostek sahabat UKM” di Bogor




BOGOR – Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meluncurkan program Jamsostek sahabat UKM pada Minggu (20/03) di Balai Kota Bogor. Dalam acara tersebut Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan membuka secara resmi peluncuran program tersebut dan menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) kemitraan antara Jamsostek, LPP HIPMIKINDO, dan PT Bakrie Connectivity.
Dalam sambutannya, Syarifudin Hasan mengatakan bahwa program Jamsostek sahabat UKM ini sangat baik dan positif dalam membantu para UKM untuk terus tumbuh dan berkembang. Usaha Kecil menengah (UKM) dinilai Hasan merupakan tombak pembangunan ekonomi masyarakat dan bangsa Indonesia. “Jika semua UKM dan Koperasi bisa didorong dan diberdayakan untuk dapat melakukan aktifitas ekonomi yang lebih signifikan, maka saya yakin rakyat kita akan semakin makmur kedepannya,” kata menteri.
Karena itu lanjut menteri, peluangnya sangat terbuka lebar dan sangat tinggi, sebab, jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, secara sistematik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melonjak naik. Jamsostek sahabat UKM merupakan program pendanaan bagi para pengusaha kecil menengah yang berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) kerjasama antara pimpinan Pusat Lembaga Pemberdayaan Perempuan Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (LPP HIPMI KINDO) dan PT Bakrie Connectifity dengan Jamsostek.
Ketua LPP HIPMIKINDO, Decy Widhiyanti ketika sambutan menyatakan bahwa persyaratan utama bagi UKM yang hendak mengajukan pinjaman, yang bersangkutan adalah belum menjadi mitra binaan manapun. Selain itu, pelaku UKM harus berstatus badan usaha. Bila belum, maka pihaknya akan membantu proses legalisasi.
“Anak-anak dari anggota pun bisa dapat beasiswa dan pinjaman modal kepemilikan rumah,” tambah decy.
Banyak para pengusaha yang merasakan banyak manfaat, seperti halnya Via (23), pelaku UKM “Sanggar Kuliner Betawi” yang sudah mendapat peminjaman modal untuk usahanya. “Saya meminjam uang 20 juta lalu di ACC jamsostek tanpa anggunan, untuk modal usaha,” ungkap Via. Via menambahkan seandainya saja pinjaman ingin dilunaskan, hitungan bunga pun dihapus. Selain itu keuntungan bergabung dalam program ini ia dapat pelatihan di SMESCO dan juga mendapat kesempatan untuk ikut di setiap event HIPMIKINDO serta mempunyai website promosi produk usaha yang dibayar per bulan agar usaha kita dapat di jangkau dunia Internasional.
Via menyesalkan acara yang kedua kali ini karena pengunjung lebih banyak datang ketika di Jakarta jika dibandingkan di Bogor. “Acaranya sudah bagus tetapi sayang kurang promosi dan undangan yang tersebar, sebenarnya tukang pecel lele yang berniaga di pinggir jalan pun bisa masuk ke acara ini,” sesalnya.
Menurut Suhirman (43) penjual sarang semut (obat-obatan hasil hutan), menuturkan ada sebagian UKM yang di pungut biaya untuk mendirikan sebuah stand, sebesar 500 ribu dalam acara ini.
Adit (23), ketua EO yang mengadakan acara ini membenarkan target pengunjung tidak sesuai dengan yang diinginkan. “Pada saat sosialisasi tentang aha dan Jamsostek sama sekali tidak ada UKM yang datang, hanya segelintir UKM yang ikut mendirikan stand saja,” ungkapnya. Pihaknya tidak menyalahkan panitia Bogor ataupun pemerintah Bogor dalam mensosialisasikan program ini. Dari data yang ada, tercatat 32000 UKM yang terdaftar di Bogor tetapi tidak sampai 100 Koperasi dan UKM yang ikut dalam penyuluhan ini.
“Sebagai EO tidak ada kerugian dengan kecilnya pengunjung yang datang tetapi merasa kecewa jika dibanding acara yang pernah kami buat sebelumnya,” kesal Adit.
Ia mangatakan program serupa juga pernah diluncurkan di DKI Jakarta, silang monas, pada Januari lalu sukses meraih rekor Muri. Seharusnya acara ini dapat terpancing minat UKM untuk mengembangkan bisnis mereka. Tidak hanya pinjaman modal, UKM juga memperoleh jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian. Hal ini belum pernah ditawarkan oleh program binaan dari instansi atau lembaga lainnya.
Seperti halnya ada keluarga tukang pecel lele yang mendapat uang santunan dari Jamsostek karena suaminya meninggal akibat meledaknya gas 3 kg.
Ditambah lagi, lanjut Adit, Lewat program binaan ini pelaku sektor UKM bisa memperoleh kucuran kredit lunak sebesar 6 persen per tahun. “Mungkin ada ognum pemalak pemerintah dalam acara ini, karena dalam acara non budet ini ada sedikitnya 7 bidang aoarat untuk diberi amplop keamanan,” pungkasnya. (hr)


straight news buatan 1

Musarembang fokus pada pembangunan Talud

Rabu, 02 Maret 2011
BOGOR – Dari 7 Program Musyawarah Pembangunan (Musarembang) di Kelurahan Bondongan yang akan dibawa ke tingkat Kecamatan untuk dijadikan skala prioritas yaitu membangun Talud. Sebanyak 20 RW di Kelurahan Bondongan hanya ada dua kelurahan yang aman longsor, sisanya 18 RW rawan longsor. Menurut lurah Bondongan, Tatang Mukhtar, pembangunan talud untuk penguat di pinggir kali menjadi hal utama yang harus diajukan terkait kerentanan gerakan tanah di wilayah Bondongan. Program Musarembang adalah program pengajuan perbaikan fasilitas warga yang akan disampaikan kepada walikota Bogor.
Dikatakan Tatang ketika ditemui pada jumat (18/02) sejumlah usaha sudah pihaknya lakukan untuk meminimalisir bahaya longsor. “Bahkan kami kerap mengawasi jika terjadi hujan besar, khawatir akan terjadi longsor, karena pihaknya tidak menginginkan apabila walikota tahu terlebih dahulu,” jelasnya. Selain pembangunan talud banyak program Musarembang lainnya yang akan diajukan, diantaranya merenovasi Masjid, rehap jalan, rehap kantor, pembangunan Gedung Pait dan mengadakan pelatihan RT.
Meski demikian, ia mengaku pihaknya masih menghadapi sejumlah kendala. Diantaranya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang amat minim, lahan dipinggir sungai yang padat penduduk dan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang belum cair untuk perbaikan dan pembangunan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Daerah yang akan dibangun talud adalah sepanjang kali ciliwung. Dari data yang ada di kelurahan, sebanyak 20 RW di Kelurahan Bondongan yang menempati daerah sepanjang sungai ciliwung adalah warga kurang mampu.
Secara umum, dari 16 kelurahan yang ada di Kecamatan Bogor Selatan, terdapat 3 Kelurahan yang memperoleh predikat kepadatan penduduk yang terbanyak, termasuk di Kelurahan Bondongan sepanjang sungai tersebut.
Menurut salah seorang warga menjelaskan pernah terjadi bencana longsor pada Minggu (26/09) malam. Longsor membuat akses jalan satu-satunya di RT 03 menuju RT 04 terputus. Akibatnya banyak warga yang tinggal di lokasi tersebut nyaris terganggu aktifitasnya. Pihaknya mendukung penuh rencana Lurah Bondongan untuk mengambil prioritas utama dalam program pembangunan talud benteng penguat pinggir sungai agar tidak terjadi hal serupa.
“Karena itu kami minta warga juga jangan pernah lengah, kita harus terus siaga bila hal yang tidak diinginkan terjasi kembali,” pungkasnya. (hr)

Jumat, 15 April 2011

TUGAS TEKNIK PENGOLAHAN INFORMASI

I. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Dunia pertelevisian dewasa ini berkembang dengan cepat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika memasuki abad 21. Kemajuan dibidang perangkat keras memungkinkan penyajian melalui pesawat televisi lebih bervariasi memadukan teknik, tempo dan gerak atau seni sebagai suatu persyaratan utama teknik penyajian.

Reality show yang dalam istilah bahasa Indonesia berarti acara realitas merupakan genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran (Wikipedia, 2010).

Berdasarkan definisi yang diperoleh dari wikipedia Bahasa Indonesia tersebut dapat ditarik benang merah bahwa reality show bukanlah acara nyata dan tidak benar-benar terjadi seperti yang dapat disaksikan kebanyakan penonton. Reality show sebenarnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipasi di lokasi-lokasi tertentu (eksotis), atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi-reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pasca produksi lainnya.

Ironisnya, masyarakat umum terutama masyarakat menengah ke bawah yang sudah tentu awam terhadap dunia pertelevisian tak banyak yang tahu bahwa acara realitas hanyalah kebohongan belaka. Mereka terlalu fanatik dan menganggap bahwa kisah-kisah haru dan dramatik yang kebanyakan ditonjolkan oleh acara-acara realitas memang benar-benar terjadi dengan tanpa adanya scenario

Pengaruh buruk tersebut semakin parah karena sebagian besar acara realitas sekarang mempertontonkan hal-hal yang sebenarnya tak patut dan tidak mendidik, seperti menceritakan kehidupan seks bebas, kekerasan, penghianatan, perselingkuhan, dengan disertai adanya ucapan atau perkataan yang tidak senonoh sehingga otomatis menimbulkan pengaruh buruk daripada pesan moral yang mungkin ingin disampaikan.

Apalagi pengemasannya yang terbilang bagus dengan didukung ekspresi presenter yaitu Panda dan Mandala serta tema-tema yang menarik seperti percintaan, penghianatan, perselingkuhan, dan bahkan hal-hal mistik seperti perdukunan serta hal-hal yang berbau religi pun semakin membuat masyarakat seolah-olah tersihir untuk senantiasa menyaksikannya. Kebohongan publik, rekayasa dan pengaruh buruk menyelimuti para penonton yang kini menjamur di layar kaca.

1.2 Permasalahan

  1. Bagaimana pengaruh acara realitas terhadap perkembangan pola pikir dan psikologi masyarakat umum, utamanya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa?
  2. Apa alasan acara realitas berkembang?
  3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif acara realitas terhadap perkembangan pola pikir dan psikologi masyarakat luas, utamanya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa?

1.3 Tujuan

1. Untuk menjawab seberapa besar pengaruh dari acara reality show “Termehek-mehek” yang akan diikuti masyarakat dalam kehidupan sehari-hari terutama pengaruh buruk yang tidak membawa pesan moral yang hendak disampaikan.

2. Melihat dan terjun langsung pendapat masyarakat menyaksikan acara reality show.

3. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif acara realitas terhadap perkembangan pola pikir dan psikologi terhadap anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

1.4 Manfaat

1) Bagi penulis:

Sebagai wadah untuk memperkaya wawasan, pengetahuan, serta pengalaman terkait reality show yang belakangan ini menjamur di layar kaca.

2) Penonton.

Karya tulis ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pemilihan program TV apa yang memang layak untuk ditonton sehingga masyarakaat luas utamanya masyarakat menengah ke bawah dapat mengetahui hakikat reality show yang sungguh kontras dengan istilah yang dipakainya.

3) Komisi penyiaran indonesia.

Sebagai masukan dalam mempertegas perannya untuk meredam dampak negatif dari menjamurnya penayangan acara realitas, sehingga diharapkan semua jenis acara reality show nantinya layak disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa adanya kekawatiran terpengaruh oleh dampak negatifnya.

4) Pengusaha TV.

Sebagai bahan masukan agar lebih menimbang baik buruknya penayangan acara televisi tanpa selalu memandang keuntungan materi semata dengan mengorbankan terjerumusnya pola pikir dan psikologi si penonton.

II. Tinjauan Pustaka

2.1. Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Media Massa

Menurut Wiryanto (2004) komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi massa (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.

Sementara itu Tan dan Wright,dalam Liliweri (1991) berpendapat lain, menurutnya komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal,berjumlah banyak,bertempat tinggal yang jauh (terpencar),sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa dalam proses penyaluran informasinya. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi,keduanya dikenal sebagai media elektronik ; surat kabar dan majalah disebut media cetak.

2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Menurut devito (1997) ada beberapa fungsi yang di emban komunikasi massa, yaitu:

1. Menghibur, Media massa sebagian besar melakukan fungsi sebagai media yang memberikan penghibur bagi khalayaknya.

2. Meyakinkan, Media massa mempunyai fungsi untuk meyakinkan khalayaknya .

3. Menginformasikan, Media massa memberikan informasi tentang peristiwa baik yang bersifat local, regional, nasioanl.

4. menganugrahkan status, orang-orang yang penting setidaknya di mata masyarakat adalah orang-arang yang yang sering dimuat di media massa.

5. Membius, fungsi membiusnya menjadikan informasi tentang sesuatu

6. menciptakan rasa kebersatuan.

2.2. Televisi

2.2.1 Pengertian Televisi

Menurut Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar, fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (seperti surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Sebanyak 99 % orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan wahtu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agge,et. al. 2001:279).

Kamus Ensiklopedi The Reader’s Digest Great mendefinisikan TV sebagai berikut: “reproduksi visual secara simultan dari adegan sasaran, pertunjukan, dan sebagainya yang diterima dari jarak jauh.

Ensiklopedi Britanika mendefinisikan Televisi sebagai berikut: “Transmisi gambar-gambar gerak elektrikdan transmisi elektrik simultan yang dilengkapi dengan suara”.

Menurut Jhon Herwanto Spsi Msi, ketua Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri, televisi ibarat pisau bermata dua yang suatu saat bisa makan tuannya.

2.3. Karakretistik Televisi

Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti ”gerak” dalam bahasa Yunani, dan kata visi berarti ”citra atau gambar” berikut suaranya dari suatu tempat yang jauh. Media massa pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang mengguanakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara tepat, berurutan dan diiringi unsur audio (Sutisno,1993)

Menurut B Gunarto seorang aktivis Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), hanya sedikit anak yang beruntung bisa memiliki berbagai kegiatan, fasilitas, dan orangtua yang baik sehingga bisa mengalihkan waktu anak untuk hal-hal yang lebih penting daripada sekadar menonton TV.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamat acara televisi Firman Firdaus mengemukakan hampir semua sinetron remaja saat ini menggambarkan persekongkolan yang menjijikan di kalangan anak sekolah, intrik asmara yang hiperbolis, cercaan terhadap pembantu, kata-kata kasar pada orang tua, dan segudang laku minus lainnya, dengan jam tayang yang sangat strategis: pukul 17.00-21.00 WIB.

McLuhan seorang ahli psikologi komunikasi berpendapat bahwa manusia berhubungan dengan televisi sudah tidak hanya melihat atau menonton lagi, tapi sudah terlibat di dalamnya. Apalagi dengan kemajuan tehnologi sekarang ini masalah ini ditambah dengan tersedianya berbagai permainan elektronik yang berbau kekerasan.

Menurut Aletha Huston, Ph.D. dari University of Kansas, anak-anak yang menonton kekerasan di TV lebih mudah dan lebih sering memukul teman-temannya, tak mematuhi aturan kelas, membiarkan tugasnya tidak selesai, dan lebih tidak sabar dibandingkan dengan anak yang tidak menonton kekerasan di TV.

Anak-anak memang berada pada fase meniru. Anak-anak adalah imitator ulung, dan karena itu akan cenderung meniru adegan yang ditonton di TV (UI Prof Dr Fawzia Aswin Hadis).

Hasil penelitian oleh Dr. Leonard Eron dan Dr. Rowell Huesmann dari University of Michigan menunjukkan, anak yang menghabiskan waktu dengan menonton TV cenderung lebih agresif. Apalagi kalau yang ditontonnya adalah tayangan yang buruk dan penuh dialog kasar. Anak bisa terdorong untuk melakukan hal yang sama.

Menurut Mary Win dalam bukunya The Plug-In-Drug dan Unplugging The Plug-In-Drug mengungkapkan sejumlah dampak menonton televisi bagi anak-anak. Antara lain bisa menimbulkan ketagihan dan ketergantungan serta pola hidup konsumtif di kalangan anak-anak. Anak-anak akan merasa pantas untuk menuntut apa saja yang ia inginkan, alias anak akan menuntut gaya hidup borju.

III. Metode

3.1 Lokasi dan waktu Praktek Kerja Lapang

Kegiatan praktek kerja lapang dilaksanakan dalam jangka waktu satu minggu, yaitu mulai 28 Maret 2011 sampai dengan 4 April 2011, di SMAN 10 Bogor yang beralamat di Jalan Pinang Raya Komplek Yasmin Sektor VI.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam melakukan praktek kerja lapang metodologi yang dilakukan adalah:

  1. Studi pustaka

yaitu dengan cara mempelajari dan mengkaji literatur-literatur tentang teori-teori yang ada hubungannya dengan dampak dari tayangan reality show.

  1. Pengumpulan data yang di peroleh dari
    • Data primer: yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan seperti menyebar kuisioner dan wawancara langsung dengan siswa/i SMAN 10 Bogor.
    • Data sekunder: yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari instansi atau lingkungan sekitar, dalam hal ini adalah SMAN 10 Bogor , website resmi sekolah dan juga data yang di peroleh dari buku-buku literatur maupun dari laporan-laporan yang berhubungan dengan dunia televisi terutama yang berhubungan dengan dampak produksi acara realitash televisi.
  2. Analisis data

Menyebar kuisioner yang akan disebar kepada siswa/i SMAN 10 Bogor kemudian data dianalisa dengan memakai teori-teori yang ada dalam literatur.

  1. Pembahasan

Hasil analisa kemudian dievaluasi, dibandingkan dengan teori yang ada dalam literatur.

selamat datang di blog saya

berilah coment sebelum anda meng copy data saya