Peluncuran program “Jamsostek sahabat UKM” di Bogor
BOGOR – Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meluncurkan program Jamsostek sahabat UKM pada Minggu (20/03) di Balai Kota Bogor. Dalam acara tersebut Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan membuka secara resmi peluncuran program tersebut dan menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) kemitraan antara Jamsostek, LPP HIPMIKINDO, dan PT Bakrie Connectivity.
Dalam sambutannya, Syarifudin Hasan mengatakan bahwa program Jamsostek sahabat UKM ini sangat baik dan positif dalam membantu para UKM untuk terus tumbuh dan berkembang. Usaha Kecil menengah (UKM) dinilai Hasan merupakan tombak pembangunan ekonomi masyarakat dan bangsa Indonesia. “Jika semua UKM dan Koperasi bisa didorong dan diberdayakan untuk dapat melakukan aktifitas ekonomi yang lebih signifikan, maka saya yakin rakyat kita akan semakin makmur kedepannya,” kata menteri.
Karena itu lanjut menteri, peluangnya sangat terbuka lebar dan sangat tinggi, sebab, jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, secara sistematik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melonjak naik. Jamsostek sahabat UKM merupakan program pendanaan bagi para pengusaha kecil menengah yang berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) kerjasama antara pimpinan Pusat Lembaga Pemberdayaan Perempuan Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (LPP HIPMI KINDO) dan PT Bakrie Connectifity dengan Jamsostek.
Ketua LPP HIPMIKINDO, Decy Widhiyanti ketika sambutan menyatakan bahwa persyaratan utama bagi UKM yang hendak mengajukan pinjaman, yang bersangkutan adalah belum menjadi mitra binaan manapun. Selain itu, pelaku UKM harus berstatus badan usaha. Bila belum, maka pihaknya akan membantu proses legalisasi.
“Anak-anak dari anggota pun bisa dapat beasiswa dan pinjaman modal kepemilikan rumah,” tambah decy.
Banyak para pengusaha yang merasakan banyak manfaat, seperti halnya Via (23), pelaku UKM “Sanggar Kuliner Betawi” yang sudah mendapat peminjaman modal untuk usahanya. “Saya meminjam uang 20 juta lalu di ACC jamsostek tanpa anggunan, untuk modal usaha,” ungkap Via. Via menambahkan seandainya saja pinjaman ingin dilunaskan, hitungan bunga pun dihapus. Selain itu keuntungan bergabung dalam program ini ia dapat pelatihan di SMESCO dan juga mendapat kesempatan untuk ikut di setiap event HIPMIKINDO serta mempunyai website promosi produk usaha yang dibayar per bulan agar usaha kita dapat di jangkau dunia Internasional.
Via menyesalkan acara yang kedua kali ini karena pengunjung lebih banyak datang ketika di Jakarta jika dibandingkan di Bogor. “Acaranya sudah bagus tetapi sayang kurang promosi dan undangan yang tersebar, sebenarnya tukang pecel lele yang berniaga di pinggir jalan pun bisa masuk ke acara ini,” sesalnya.
Menurut Suhirman (43) penjual sarang semut (obat-obatan hasil hutan), menuturkan ada sebagian UKM yang di pungut biaya untuk mendirikan sebuah stand, sebesar 500 ribu dalam acara ini.
Adit (23), ketua EO yang mengadakan acara ini membenarkan target pengunjung tidak sesuai dengan yang diinginkan. “Pada saat sosialisasi tentang aha dan Jamsostek sama sekali tidak ada UKM yang datang, hanya segelintir UKM yang ikut mendirikan stand saja,” ungkapnya. Pihaknya tidak menyalahkan panitia Bogor ataupun pemerintah Bogor dalam mensosialisasikan program ini. Dari data yang ada, tercatat 32000 UKM yang terdaftar di Bogor tetapi tidak sampai 100 Koperasi dan UKM yang ikut dalam penyuluhan ini.
“Sebagai EO tidak ada kerugian dengan kecilnya pengunjung yang datang tetapi merasa kecewa jika dibanding acara yang pernah kami buat sebelumnya,” kesal Adit.
Ia mangatakan program serupa juga pernah diluncurkan di DKI Jakarta, silang monas, pada Januari lalu sukses meraih rekor Muri. Seharusnya acara ini dapat terpancing minat UKM untuk mengembangkan bisnis mereka. Tidak hanya pinjaman modal, UKM juga memperoleh jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian. Hal ini belum pernah ditawarkan oleh program binaan dari instansi atau lembaga lainnya.
Seperti halnya ada keluarga tukang pecel lele yang mendapat uang santunan dari Jamsostek karena suaminya meninggal akibat meledaknya gas 3 kg.
Ditambah lagi, lanjut Adit, Lewat program binaan ini pelaku sektor UKM bisa memperoleh kucuran kredit lunak sebesar 6 persen per tahun. “Mungkin ada ognum pemalak pemerintah dalam acara ini, karena dalam acara non budet ini ada sedikitnya 7 bidang aoarat untuk diberi amplop keamanan,” pungkasnya. (hr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar