Gemercik air yang membasahi tanah kota hujan membuat raga berat tuk melangkah dalam perjalanan ini. Armada roda empat menuntunku ke daerah Tajur untuk singgah ke sebuah pabrik gudang tas. Hawa dingin yang menusuk dalam pori-pori kulit mengiringi tapak demi setapak perjalanan memburu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di kota ini.
Penglihatan fokus pada seorang penjual yang ada tepat di depan pabrik tas tengah berdiri menjajakan dagangannya kepada setiap pengunjung yang datang. Sebuah papan nama bertulis “Cingcau hijau obat panas dalam” berdiri tegak di atas gerobal pikul. Pedagang ini berdiri berdampingan dengan seorang penjual bakso. Kota bogor memang terkenal dengan pusat jajanan yang unik. Jajanan khas dari Kota Bogor antara lain ada talas bogor, roti unyil, toge goreng, laksa, gepuk karuhun, makaronni panggang, pie apple, combro dan sebagainnya. Para penjual ini tak kenal lelah karena cuaca yang memenag sedang turun hujan.
Setelah kakiku turun dari armada, terlihat dari jauh pikulan dengan papan nama serta penghias plastik berisi cingcau yang hijau. Dari situlah dapat terlihat pikulan khas yang terbuat dari kayu yang merupakan pikulan dari sebuah minuman tradisional yang biasa menjadi obat panas dalam karena papan nama yang terpampang tegak di atas gerobak pikul. Minuman yang banyak orang kenal tetapi tidak sedikit kita tahu bahwa itulah minuman yang dapat menjadi obat untuk panas dalam. Dari situla dapat terjawab bahwa itu ternyata minuman obat panas dalam yang bernama cingcau.
Cingcau ini mempunyai khasiat dapat menyembuhkan panas dalam yang ada di tubuh. Salah satu pengobatan herbal alternative bagi kita yang mempunyai penyakit ini. Tidak hanya itu saja, adanya bungkusan plastik yang terikat yang berisi dari gumpalan hijau yang gumpalan hijau itu dapat menyembuhkan obat panas dalam dengan harga yang relative murah. Dari sekian banyak yang membuka usaha minuman yang mempunyai khasiat tersebut, ada seorang pria paruh baya yang menjajakan jualannya yang memang meracik minuman tersebut sendiri.
Sebut saja pria tesebut bernama Nanang (49) yang mempunyai hobi menonton televisi pada waktu senggangnya. Pria ini hanyalah tamatan sekolah dasar dalam pendidikannya tetapi sang pemikul cingcau ini mempunyai misi yang sangat mulia yang ia tunjukkan dari usaha buatannya yaitu dengan berusaha untuk terus menjaga jajanan khas dari Kota Bogor yang nantinya berkancah agar minuman yang dijajakannya tetap eksis dan tidak ditinggalkan kelestariannya untuk pindah keminuman lainnya. Ia optimis dapat terus eksis dikarenakan minuman ini tidak hanya dapat penghilang dahaga saja tetapi dapat menghilangkan panas dalam di tubuh bagi yang meminumnya. Dibandingkan dengan minumana lainnya, ia mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh.
Pria asal Cianjur yang saat ini tinggal di warung banteng, Bogor ini mengatakan untuk berjualan dan merauntau untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sang pemikul gerobak cingcau ini telah berjualan selama 8 tahun menjajakan pramuniaganya. Awalnya pria yang mempunyai tiga orang anak ini mengawali berjualan dan membuat cingcau ini dikarenakan dorongan dari istrinya dikarenakan factor ekonomi yang menghimpit keluarganya. Tidak ada ada fikiran bahwa dengan usaha ini bisa bertahan selama 8 tahun sampai saat ini. Adanya hal tersebut membuat pria ini akhirnya mengembangkan usahanya dari yang awalnya hanya satu pikulan, kini ia mempunyai 13 pikulan yang ada saat ini tersebar di tajur fashion ski , pabrik ski, Donatello, terminal tas, restoran palm, mall matahari, damri, outlet, 5 di kabupaten bogor. Sang pemikul gerobak cingcau ini bekerjasama dengan adiknya untuk mengembangkan usaha cingcau ini.
Awal mula terjun membuat minuman cingcau hanya bermodalkan dibawah dari lima juta rupiah, dengan pendapatan awal sebesar dua ratus ribu rupiah dalam sehari. Dari bahan baku yang serba murah hingga kini yang terus menaik sang pemikul gerobak cingcau ini terus melanjutkan dagangannya. Adanya tekad dan dukungan yang besar dari keluarga membuat pria ini terus mengembangkan usahanya hingga saat ini. Ia memasang harga satu gelas cingcau dijual dengan harga 4 ribu rupiah saja. Harga yang ada memang di sesuaikan dengan harga bahan baku dasar agar sesuai dengan keuntungan. Dengan usaha membuat dan berjualan cingcau, ia dapat menyekolahkan ketiga anaknya walaupun hanya lulus setara sekolah menengah atas. Meski begitu ia selalu mensyukuri atas semua yang ia dapat dari keringatnya sendiri karena ia selalu bersyukur dengan apa yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Dari usaha yang dijalankan ini tidak selalu berjalan dengan mulus, ada saja hambatan yang timbul ia dari produksi cingcau ini. Salah satunya yaitu dari daun cingcau yang sebagai bahan dasar perbuatan cingcau yang terkadang sulit ditemukan dan harganya pun selalu meningkat. Pernah ia mengambil daun dari kampung halamannya hingga kini akhirnya ia mendapat order langganan di daerah semplak, Bogor. Daun cingcau dengan salah satu bahan dasar dari minuman cincau ini sangat fatal bila kebutuhannya tidak dapat terpenuhi. Adanya hal tersebut membuat dirinya membentuk jaringan pemasok dari daun cingcau ini agar dapat selalu terpenuhi dari kebutuhan daun cingcau. Pola komunikasi yang baik dengan sesama dapat melancarkan usaha nya. Adanya jaringan yang erat dengan pemasok membuat saat ini mudah terpenuhi kebutuhan dari bahan dasar dari daun cingcau tersebut.
Tidak hanya dari bahan dasar dari daun cingcau tersebut, gula untuk pemanis dari cingcau juga menjadi factor hambatan bila tidak dapat terpenuhi dalam pembuatan minuman cingcau tersebut karena adanya harga gula yang tidak stabil membuat hambatan dari sang pemikul gerobak cingcau untuk memproduksi cingcau. Dengan itulah sang pemikul gerobak cingcau membuat jaringan yang erat akan penunjang dari produksi minuman cingcau agar dapat terpenuhi semua kebutuhan yang dibutuhan untuk membuat cingcau.
Dalam berkomunikasi dengan rekan kerjanya, Nanang biasanya menggunakan via telepon untuk memesan bahan baku dari proses produksi dikarenakan bila dijangkau dengan menghampiri rekan kerjanya maka waktunya kan banyak terbuang. Adanya komunikasi yang lancar dengan rekan kerja membuat Nanang mudah dalam memenuhi kebutuhan akan penyedian pembuatan cincau. Semua proses produksi diselesaikan dengan mempererat hubungan alur komunikasi yang baik dengan para pemasok bahan.
Harapan selalu ia pikirkan agar kemajuan dari usaha yang di rintis dari awal agar dapat berkembang besar. Ia pun mempunyai harapan besar agar perniagaannya model dari kehasan cingcau terus seperti itu hanya saja ingin semakin berkembang pemasaran dari jualan dari cingcau tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat melestarikan minuman khas tradisonal agar tidak tergilas dengan minuman yang mempunyai efek samping yang tidak baik bagi tubuh.
Nanang mengatakan bahwa bila ia tidak berinisiatif untuk membuka lapangan kerja maka siapa lagi yang berinisiatif dengan hal tersebut maka ia berinisiatif untuk membuka lapangan kerja seperti itu. Ia merasa bahwa semakin berkembangnya zaman seseorang yang berpendidikannya rendah maka sangat sulit untuk berkerja padahal di Indonesia ini banyak pula orang yang masih berpendidikan tinggi tetapi susah mencari pekerjaan. Dengan adanya usaha kecilnya ini ia berharap bisa sedikit membantu dalam membuka lapangan kerja.
Dalam mengembangkan usahanya, ia pun mempunyai harapan agar dapat lebih kreatif dalam pengembangan rasa. Seperti adanya rencana untuk membuat rasa lainnya karena sekarang hanya ada satu varietas rasa yaitu rasa manis. Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan dapat menambah variasi rasa. Dengan adanya variasi rasa yang ada maka Nanang mempunyai harapan agar penikmat dari minumannya dapat lebih dimanjakan lagi bila minuman penghilang dahaga tersebut ditambah dengan rasa yang berbeda dan konsumen pun merasa tidak bosan dengan rasa yang ditawarkan saat ini hanya rasa manis dari gula saja.
Ia merasa hidup seperti ini sudah cukup bagi dirinya karena ia merasa bisa bermanfaat bagi orang lain dan dapat juga melestarikan dari minuman khas tradisional yang ada saat ini. “Dengan adanya usaha ini, itulah bentuk usaha dari Nanang dalam wujud melestarikan minuman khas tradisional karena semakin banyak minuman saat ini maka semakin banya pilihan untuk konsumen untuk dapat memilihnya dapat mengetahui apa efek dari minuman tersebut,” Pungkasnya.
Foto Jurnalistik
Blog ini adalah daya eksplorasi dari seorang mahasiswa bidang komunikasi yang masih akan terus belajar dari kehidupan
riwayat pendidikan
1997 to 2003 : SDN Kaliabang Tengah III Bekasi (Elementary School)
2003 to 2006 : SLTP Islam Al-Ikhlas Bekasi (Junior High School)
2006 to 2009 : SMA N 10 Bekasi (Senior High School)
2009 to now : Students of Diploma Program IPB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
selamat datang di blog saya
berilah coment sebelum anda meng copy data saya
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut